Saturday 26 November 2016

Why (Android) Tablet?



(Tulisan ini dimuat pada Majalah FORSEL Edisi #11 2010)

Jika sudah memiliki sebuah Desktop Computer di rumah, laptop untuk urusan kerjaan, dan sebuah smarthpone canggih di antara keduanya. Pentingkah sebuah Tablet bagi Anda?

Tablet Facts Timeline

(1950) Paten untuk teknologi stylus dan handwriting recognition.
 
 
1989 – GridPad, sebuah Tablet berbasis MS-DOS dijual secara komersil.

 (1992) Windows for Pen Computing diluncurkan untuk Windows 3.1.

 (2001) Microsoft memperkenalkan prototip Tablet PC berbasis Windows XP.

 (2003) Fingerworks mengembangkan teknologi layar sentuh yang kini digunakan pada iPhone.

 (2006) Windows Vista yang mendukung sistem layar sentuh untuk Tablet diluncurkan.

 (2010) iPad oleh Apple disusul Tablet Android dan PlayBook dari BlackBerry.











Perang besar telah terjadi. Meski terkesan bahwa Tablet dengan OS Android sama-sama mencoba mematahkan dominasi marketing iPad, namun sebenarnya, para ‘comrade in arms’ ini juga saling bersaing satu sama lain. Persaingan untuk menentukan Tablet mana yang pantas menyandang gelar ‘iPad Killer’.
            Istilah tersebut bisa dilihat dari dua sisi. Jika kategori ‘killer’ atau pesaing iPad dari segi spesifikasi, maka dengan mudah bisa ditemukan pesaing -jika tak mau terlalu cepat disebut sebagai pemenang- untuk iPad. Namun pesaing dalam arti untuk trendsetter, dan tentunya gengsi yang diraih, iPad masih akan sulit dikalahkan.
            Menarik disimak bagaimana Tablet, yang awalnya dicetuskan oleh pendiri Microsoft, kini sukses di tangan Apple. Faktanya, firma riset analis teknologi Gartner memprediksi, penjualan komputer tablet di seluruh dunia akan mencapai 19,5 juta unit di 2010. Tahun depan, penjualan tablet secara diproyeksikan mencapai 54,8 juta unit dan akan melampaui 208 juta unit di 2014. Jumlah yang tak sedikit, sehingga wajar jika pihak vendor beramai-ramai mengeluarkan Tablet slate untuk berebut ‘kue’ pasar tersebut. (*)

Pen in Hand?
Ketika Microsoft memperkenalkan Tablet Courier pada Maret 2010, sebuah tablet berbasis layar sentuh dengan stylus, tidak terlalu banyak pihak yang terpukau. Uniknya, selang beberapa bulan kemudian, Apple iPad mencuri perhatian dan merebut pasar dengan cepat. Tak mau berdiam diri, para vendor beramai-ramai menggandeng Google dengan Android-nya dan mencoba membenamkannya ke dalam Tablet mereka sendiri. Kesamaannya jelas, tak satupun melirik ide Microsoft untuk Tablet dengan basis Stylus Pen dan teknologi resistif untuk slate. Untuk Tablet Android, meski sistem multitouch belum sesempurna teknologi pada iPhone atau iPad, perkembangan ke arah sana sudah semakin terlihat. Informasi terakhir yang didapat, Microsoft memastikan bahwa sistem operasi pada Windows Phone 7 ternyata tidak cocok untuk dibenamkan pada Tablet. Dan gosip miring yang berhembus adalah Microsoft berencana untuk membatalkan peluncuran Tablet Courier miliknya.

Netbook is Dead?
 
Diramalkan akan mati, netbook dengan OS Android diharapkan bisa memperpanjang usia pakai sebuah netbook.

Dihitung dengan rumus apapun, nilai kepraktisan suatu barang tidak akan pernah sama. Tablet slate yang minus keyboard fisik, tentu lebih ringan dan praktis untuk dibawa dibandingkan tipe convertible. Keuntungan lainnya adalah Tablet slate bisa dihubungkan dengan keyboard eksternal jika dibutuhkan. Tablet model convertible yang mulai ditinggalkan, dan gaung netbook yang semakin redup diperkuat oleh data-data terkini.
Di Malaysia dan Vietnam, penetrasi netbook tinggal 5 persen. Di Indonesia memang lebih baik yakni sekitar 10 sampai 15 persen. Hal ini disinyalir kebiasaan pengguna mula-mula atau pengguna awam yang tidak bisa lepas dari keyboard fisik. Contoh paling mudah bisa dilihat dari penggunaan smartphone dengan keyboard fisik yang diakui lebih mudah digunakan untuk keperluan chat dan SMS. Opsi untuk menggunakan keyboard fisik eksternal pada Tablet slate memang ada, dan inilah yang belum banyak dilihat oleh calon pengguna. Jika sudah, maka era netbook bisa dipastikan akan segera berakhir.

Android Tablet
Belum jelas seperti apa Android v2.3 Gingerbread untuk Tablet, namun di belakangnya v3.0 Honeycomb dan v4.0 Ice Cream sudah dipersiapkan.

 Sistem Operasi Android, mau tak mau menjadi daya tarik tersendiri bagi pihak vendor untuk mengembangkan produk Tablet. Bagaimana tidak, sistem operasi inilah yang menjadi ‘penyelamat’ bagi perusahaan multinasional seperti Motorola dan Sony Ericsson di pangsa pasar ponsel setelah dihantam krisis global. Fakta juga menyebutkan bahwa penjualan ponsel dengan basis Android meningkat drastis dibandingkan ponsel dengan sistem operasi lainnya. Tak salah jika Gartner memprediksi bahwa Android akan menduduki posisi kedua untuk tahun 2010 dan besar kemungkinan menduduki tahta pada 2014.
            Lain halnya untuk Tablet, sebagai genre baru, Tablet belum memiliki data siapa-siapa saja penguasa untuk Tablet. Memang iPad sudah terjual lebih dari satu juta sejak awal diluncurkannya, namun melihat waktu peluncuran dan nama yang sudah lebih dikenal, wajar kiranya jika iPad disebut sebagai penentu standar untuk Tablet masa depan. Semakin banyak orang yang mengenal Android, dan semakin banyak orang menemukan kelebihan Android dibanding sistem operasi lainnya, maka peluang Tablet Android untuk menjadi ‘raja’ akan semakin besar. Namun seperti disebutkan di awal, bisakah para vendor membuay produknya menjadi benchmark atau patokan bagi Tablet yang sesungguhnya?

Future Rival
Sama seperti pada peta persaingan di smartphone, Android kini mulai dibayangi oleh MeeGo, sebuah sistem operasi penerus Maeemo. Untuk Tablet, pesaingnya pun sudah lahir. WeTab, sebuah Tablet hasil produksi Neofonie GmbH dan 4tiitoo AG
Spesifikasi: 11,6“, (1366 x 768 piksel), 1,66GHz Intel Atom N450, RAM 1GB, 16/32 GB, SDHC up to 32GB, Webcam (1,3M), 2 x USB, Card reader, SIM Card Slot, Multi-Pin Connector, Java, Flash, Adobe AIR, multitasking, Bluetooth v2.1 + EDR, Wi-Fi (802.11 b/g/n), optional 3G (UMTS/HSDPA), GPS, Ambient Light Sensor, Acceleration Sensor.

No comments:

Post a Comment