(Tulisan ini dimuat pada Majalah FORSEL Edisi #8 2010)
Coba
tanyakan pada diri Anda atau orang terdekat Anda, berapa kali dalam setahun
terakhir mengganti ponsel. Bukan masalah jumlahnya, tapi seberapa sering Anda
menghapus data-data dan file-file pribadi yang ada pada memori internal atau
eksternal sebelum dijual. Tak hanya smartphone
seperti BlackBerry atau Android, namun ponsel Non-OS seperti ponsel China
pun sudah memiliki slot memori eksternal maupun kabel data untuk mengakses
memori internalnya.
Di
tangan orang yang salah, data-data dan file yang sudah Anda hapus bisa saja
dimunculkan lagi dan bisa disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Di era
digitalisasi seperti sekarang ini dan Undang Undang ITE membuat barang bukti
digital bisa dihadirkan di pengadilan. Nah, di sini saya bukan bermaksud
memberikan trik untuk menghapus data terlarang Anda, karena tim forensik
digital pastinya akan lebih canggih lagi dalam mengorek data, namun untuk
berjaga-jaga terhadap kemungkina terburuk penyalahgunaan data rahasia Anda. (*)
Delete vs Format
Untuk
pembuktian, saya melakukan pengujian dengan menggunakan ponsel China standar
yang memiliki slot untuk microSD dan program komputer untuk recovery data bernama ‘Recuva’. Kami
melakukan pengujian dengan memori yang benar-benar baru, dan memasukkan file
berupa foto dengan memotret.
Pada
pengujian pertama akan dilakukan proses scan
untuk file yang dihapus secara manual dan kemudian microSD akan diformat.
Proses scan yang tersedia pada
‘Recuva’ ada dua, yakni standar dan deep
scan yang memakan waktu lebih lama. Dari hasil pengujian didapat hasil
bahwa format saja tidaklah cukup karena data masih bisa dikembalikan bahkan
dengan sebuah program kecil yang sifatnya freeware.
(*)
(1) Pengujian
pertama dilakukan dengan menghapus file secara manual via ponsel. Saat di-scan dengan ‘Recuva’, hasilnya adalah
file bisa direcover secara sempurna. Hal ini bisa dilihat dari status atau state dari file yang ditemukan yakni Excellent.
(2) Berikutnya,
saya melakukan format data langsung dari ponsel dan mencoba melakukan scan terhadap microSD tersebut. Hasilnya
adalah proses scan standar sama
sekali tidak menemukan jejak atau bekas data apapun yang bisa direcover dan
disarankan untuk melakukan Deep Scan.
(3) Setelah
dilakukan Deep Scan, secara
mengejutkan ‘Recuva’ berhasil mengorek data gambar yang sudah dihapus dan
diformat tadi. Hasilnya pun menunjukan Excellent
dan dari sneak preview menunjukkan
foto tersebut adalah benar foto yang dihapus dan diformat oleh saya.
Seek and Destroy
Setelah
terbukti bahwa format saja tidaklah aman, maka langkah terbaik untuk melindungi
data pribadi Anda adalah dengan melakukan low-level
format. Pada FORSEL Mobile Multimedia #7 sudah pernah dibahas cara menghapus
file dengan program komputer bernama ‘Eraser’. Kali ini akan diujicobakan
dengan file bernama ‘File Shredder’ yang juga sifatnya gratis. File yang sudah
dihapus dan diformat sebelumnya sudah dikembalikan terlebih dulu dengan
‘Recuva’. (*)

(1) Mirip seperti langkah menggunakan ‘Eraser’, pada ‘File Shredder’ juga bisa dipilih metode penghapusan. Kali ini dipilih Simple Two Pass dan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Pilih Folder dan klik Shred Now.
(2) Setelah
microSD benar-benar kosong, agar lebih yakin maka dilakukan penghapusan untuk free disk space. Metode yang dipilih
juga Simple Two Pass. Namun untuk kali ini waktu yang dibutuhkan cukup lama
tergantung kemampuan baca dan tulis dari microSD-nya.
(3) Setelah usai, saya kembali mencoba melakukan scan dengan ‘Recuva’ dan hasilnya tidak bisa menemukan file dengan kondisi Excellent maupun Good. Kalaupun terdeteksi, hasilnya adalah Not Recoverable, yang artinya file sudah ‘rusak’ sehingga tidak bisa dikembalikan lagi.
File Shredder: http://www.fileshredder.org/ (1,15Mb)Recuva: http://www.piriform.com/recuva/download (3,6Mb)
No comments:
Post a Comment