Friday 25 November 2016

Hilangkan Jejak, Lindungi Privasi


(Tulisan ini dimuat pada Majalah FORSEL Edisi #8 2010)

Coba tanyakan pada diri Anda atau orang terdekat Anda, berapa kali dalam setahun terakhir mengganti ponsel. Bukan masalah jumlahnya, tapi seberapa sering Anda menghapus data-data dan file-file pribadi yang ada pada memori internal atau eksternal sebelum dijual. Tak hanya smartphone seperti BlackBerry atau Android, namun ponsel Non-OS seperti ponsel China pun sudah memiliki slot memori eksternal maupun kabel data untuk mengakses memori internalnya.
Di tangan orang yang salah, data-data dan file yang sudah Anda hapus bisa saja dimunculkan lagi dan bisa disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Di era digitalisasi seperti sekarang ini dan Undang Undang ITE membuat barang bukti digital bisa dihadirkan di pengadilan. Nah, di sini saya bukan bermaksud memberikan trik untuk menghapus data terlarang Anda, karena tim forensik digital pastinya akan lebih canggih lagi dalam mengorek data, namun untuk berjaga-jaga terhadap kemungkina terburuk penyalahgunaan data rahasia Anda. (*)

Delete vs Format

Untuk pembuktian, saya melakukan pengujian dengan menggunakan ponsel China standar yang memiliki slot untuk microSD dan program komputer untuk recovery data bernama ‘Recuva’. Kami melakukan pengujian dengan memori yang benar-benar baru, dan memasukkan file berupa foto dengan memotret.
Pada pengujian pertama akan dilakukan proses scan untuk file yang dihapus secara manual dan kemudian microSD akan diformat. Proses scan yang tersedia pada ‘Recuva’ ada dua, yakni standar dan deep scan yang memakan waktu lebih lama. Dari hasil pengujian didapat hasil bahwa format saja tidaklah cukup karena data masih bisa dikembalikan bahkan dengan sebuah program kecil yang sifatnya freeware. (*)










(1) Pengujian pertama dilakukan dengan menghapus file secara manual via ponsel. Saat di-scan dengan ‘Recuva’, hasilnya adalah file bisa direcover secara sempurna. Hal ini bisa dilihat dari status atau state dari file yang ditemukan yakni Excellent.

 








(2) Berikutnya, saya melakukan format data langsung dari ponsel dan mencoba melakukan scan terhadap microSD tersebut. Hasilnya adalah proses scan standar sama sekali tidak menemukan jejak atau bekas data apapun yang bisa direcover dan disarankan untuk melakukan Deep Scan.










(3) Setelah dilakukan Deep Scan, secara mengejutkan ‘Recuva’ berhasil mengorek data gambar yang sudah dihapus dan diformat tadi. Hasilnya pun menunjukan Excellent dan dari sneak preview menunjukkan foto tersebut adalah benar foto yang dihapus dan diformat oleh saya. 


Seek and Destroy

Setelah terbukti bahwa format saja tidaklah aman, maka langkah terbaik untuk melindungi data pribadi Anda adalah dengan melakukan low-level format. Pada FORSEL Mobile Multimedia #7 sudah pernah dibahas cara menghapus file dengan program komputer bernama ‘Eraser’. Kali ini akan diujicobakan dengan file bernama ‘File Shredder’ yang juga sifatnya gratis. File yang sudah dihapus dan diformat sebelumnya sudah dikembalikan terlebih dulu dengan ‘Recuva’. (*)

 







(1) Mirip seperti langkah menggunakan ‘Eraser’, pada ‘File Shredder’ juga bisa dipilih metode penghapusan. Kali ini dipilih Simple Two Pass dan waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama. Pilih Folder dan klik Shred Now.

 










(2) Setelah microSD benar-benar kosong, agar lebih yakin maka dilakukan penghapusan untuk free disk space. Metode yang dipilih juga Simple Two Pass. Namun untuk kali ini waktu yang dibutuhkan cukup lama tergantung kemampuan baca dan tulis dari microSD-nya.











(3) Setelah usai, saya kembali mencoba melakukan scan dengan ‘Recuva’ dan hasilnya tidak bisa menemukan file dengan kondisi Excellent maupun Good. Kalaupun terdeteksi, hasilnya adalah Not Recoverable, yang artinya file sudah ‘rusak’ sehingga tidak bisa dikembalikan lagi.





File Shredder: http://www.fileshredder.org/ (1,15Mb)
Recuva: http://www.piriform.com/recuva/download (3,6Mb)


No comments:

Post a Comment